Perkuat Ketahanan Sosial dan Spiritualitas Bangsa, Dandim 1503/Tual Ajak Komunitas Gereja Rawat Kerukunan dalam Bingkai NKRI
Malra, Liputan21. Com. Maluku Tenggara, 6 Juli 2025 — Di tengah pesatnya arus digitalisasi dan perubahan sosial, peran agama sebagai tiang utama modernitas masyarakat semakin strategis dalam membangun karakter bangsa. Hal ini menjadi pesan utama dalam kunjungan komunikasi sosial yang dilakukan Komandan Kodim 1503/Tual, Letkol Inf. Andi Agus Salim, S.IP., M.IP., bersama komunitas Gereja Katolik St. Josep Ohoijang, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, Minggu malam (6/7).
Kegiatan yang berlangsung di Jl. Jend. Sudirman, Kelurahan Ohoijang Watdek ini dihadiri oleh lebih dari 200 umat paroki, Pastor Thomas Ratuanak, dan Ketua Dewan Gereja Sdr. Devon. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari strategi pembinaan teritorial TNI AD dalam memperkuat ketahanan wilayah berbasis kolaborasi masyarakat dan lembaga keagamaan.
“Kehadiran kami bukan sekadar silaturahmi, tetapi wujud nyata komitmen TNI menjaga harmoni sosial. Kerukunan umat beragama adalah landasan penting dalam menjaga keutuhan NKRI, terutama di wilayah multikultural seperti Maluku Tenggara,” tegas Letkol Andi Agus Salim.
Menurut Dandim, pendekatan spiritual dan nilai-nilai agama tidak boleh terpinggirkan dalam masyarakat modern. Justru di era digital yang serba cepat dan terbuka ini, agama menjadi kompas moral yang membentuk karakter generasi muda dan menjaga integritas sosial.
“Di tengah derasnya arus informasi digital, peran tokoh agama dan institusi keagamaan sangat penting untuk memperkuat fondasi akhlak dan etika generasi muda. Kita harus hadir bersama-sama untuk mencegah disorientasi nilai yang bisa memicu konflik sosial,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dandim menegaskan bahwa kekuatan pertahanan nasional tidak hanya bersumber dari sistem militer, tetapi juga dari kesadaran kolektif rakyat dalam menjaga perdamaian, toleransi, dan cinta tanah air.
“TNI hadir sebagai penjaga pertahanan negara, tetapi pertahanan itu hanya kokoh jika rakyatnya bersatu. Babinsa kami di lapangan adalah representasi kehadiran negara. Bila ada kekurangan, kami terbuka untuk menerima kritik. Karena kami lahir dari rakyat, dan untuk rakyat,” tegasnya.
Kegiatan yang berlangsung hingga pukul 20.30 WIT ini menjadi simbol nyata bahwa sinergi antara militer dan masyarakat sipil, khususnya komunitas keagamaan, adalah kunci membangun ketahanan sosial dan spiritual bangsa. Kerukunan antarumat bukan sekadar slogan, tetapi instrumen strategis dalam menjaga stabilitas nasional dari akar rumput.
Melalui pertemuan ini, Kodim 1503/Tual kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga harmoni antarkelompok, memperkuat peran agama sebagai benteng moral, dan meneguhkan semangat kebangsaan di tengah kehidupan masyarakat yang terus bertransformasi. (Kef)
0 Komentar