Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Setelah Tujuh Bulan Dipalang, Balai dan Kantor Ohoi Wearlilir Resmi Dibuka Kembali

Setelah Tujuh Bulan Dipalang, Balai dan Kantor Ohoi Wearlilir Resmi Dibuka Kembali

Anak Marga Rettob Lelehenubun Pimpin Pembukaan, Tanda Dukungan untuk Pejabat Baru




Maluku Tenggara, liputan21.com  — Setelah tujuh bulan tertutup akibat pemalangan, Balai Ohoi dan Kantor Ohoi Wearlilir, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, akhirnya resmi dibuka kembali. Pembukaan palang dilakukan secara simbolis oleh anak-anak Marga Rettob Lelehenubun sebagai bentuk komitmen untuk memulihkan hubungan dan mendukung pemerintahan ohoi di bawah kepemimpinan Pejabat (Pj) Kepala Ohoi yang baru, Miros Rettob.

Pembukaan palang dipimpin langsung oleh Kepala Marga atau Saniri Rettob Lelehenubun, Anas Rettob, bersama Pj. Ohoi Wearlilir, Badan Perwakilan Ohoi (BPO), para Saniri adat, dan masyarakat setempat. Prosesi berlangsung khidmat dengan diawali doa adat “kasi naik siri pinang”, sebuah ritual sakral untuk memohon restu leluhur serta menjaga keseimbangan dan keharmonisan antarwarga.

Dalam ritual adat tersebut, para tetua membawa piring berisi siri pinang menuju dua titik penting di wilayah adat — Sumur Tua dan Woma (pusaran ohoi). Di Sumur Tua, yang diyakini sebagai tempat awal terbentuknya Ohoi Wearlilir, siri pinang diletakkan sebagai simbol penghormatan kepada asal-usul leluhur. Selanjutnya, ritual berlanjut ke Woma sebagai lambang penyatuan semangat dan persaudaraan masyarakat Wearlilir.

Menurut Anas Rettob, pembukaan palang ini murni merupakan inisiatif anak-anak Marga Rettob Lelehenubun, yang merasa terpanggil untuk mendukung Pj. Kepala Ohoi yang baru.

“Kami melakukan pembukaan palang ini sebagai wujud komitmen untuk kemajuan Ohoi Wearlilir. Pejabat yang baru juga adalah anak marga kami, sehingga sudah sepatutnya kami memberi dukungan penuh agar roda pemerintahan kembali berjalan,” ujarnya.

Pemalangan Balai dan Kantor Ohoi sebelumnya dilakukan sejak 14 Maret 2025, sebagai bentuk protes terhadap keputusan pergantian pejabat kepala ohoi. Setelah melalui berbagai pertimbangan dan proses adat, masyarakat bersama pemerintah daerah akhirnya mencapai kesepahaman, hingga dilakukan pembukaan palang secara damai dan penuh makna.

Badan Perwakilan Ohoi (BPO), para Saniri adat, serta masyarakat luas menyambut positif langkah ini. Mereka menilai pembukaan palang bukan hanya sekadar membuka kantor, tetapi juga membuka kembali pintu rekonsiliasi, persaudaraan, dan kerja sama untuk membangun Ohoi Wearlilir yang lebih baik.



Posting Komentar

0 Komentar