Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Setelah Tujuh Bulan Tertutup, Ohoi Wearlilir Bangkit: Balai dan Kantor Resmi Dibuka Kembali

Setelah Tujuh Bulan Tertutup, Ohoi Wearlilir Bangkit: Balai dan Kantor Resmi Dibuka Kembali

Dari Palang ke Perdamaian, Anak Marga Rettob Lelehenubun Jadi Pelopor Rekonsiliasi Adat


Maluku Tenggara, — Setelah tujuh bulan sunyi tanpa aktivitas pemerintahan, Balai dan Kantor Ohoi Wearlilir di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, akhirnya kembali berdenyut.

Momen bersejarah itu ditandai dengan pembukaan palang secara simbolis oleh anak-anak Marga Rettob Lelehenubun, Minggu (26/10/2025). Suasana haru dan kebanggaan menyelimuti warga yang memadati halaman kantor ohoi.

Langkah ini bukan sekadar membuka pintu kantor, tetapi juga membuka babak baru rekonsiliasi dan persaudaraan di tengah masyarakat adat Wearlilir.

Pembukaan palang dipimpin langsung oleh Kepala Marga (Saniri) Rettob Lelehenubun, Anas Rettob, didampingi Pejabat (Pj) Kepala Ohoi Wearlilir, Miros Rettob, unsur Badan Perwakilan Ohoi (BPO), para saniri adat, serta masyarakat dari berbagai soa.

Prosesi dimulai dengan ritual adat “kasi naik siri pinang” — simbol permohonan restu kepada leluhur dan pengikat kembali tali keseimbangan hidup antarwarga. Siri pinang disajikan di dua tempat sakral: Sumur Tua, tempat asal mula Ohoi Wearlilir, dan Woma, pusaran yang melambangkan penyatuan semangat kolektif masyarakat.

“Kami membuka palang ini bukan karena tekanan siapa pun, tapi karena panggilan nurani. Ini komitmen kami untuk memulihkan hubungan dan mendukung pemerintahan baru demi kemajuan ohoi,”
Anas Rettob, Kepala Marga Rettob Lelehenubun.


Pemalangan Balai dan Kantor Ohoi sebelumnya terjadi sejak 14 Maret 2025, sebagai bentuk protes terhadap pergantian pejabat kepala ohoi. Selama tujuh bulan, roda pemerintahan terhenti, aktivitas masyarakat tersendat, dan hubungan sosial sempat merenggang.

Namun berkat dialog adat, kebesaran hati, dan semangat pela gandong, masyarakat akhirnya menemukan jalan pulang menuju persatuan. Dukungan terhadap Pj. Kepala Ohoi yang baru, Miros Rettob, menjadi simbol kembalinya kepercayaan terhadap tatanan pemerintahan adat.

Bagi masyarakat Wearlilir, pembukaan palang ini adalah tonggak sejarah — bukan hanya mengakhiri konflik, tetapi juga meneguhkan kembali jati diri sebagai masyarakat adat yang menjunjung tinggi persaudaraan dan kehormatan leluhur.

 “Tidak ada ohoi yang besar tanpa kebersamaan. Hari ini kita buktikan bahwa adat bukan penghalang, tapi jembatan menuju masa depan,” Miros Rettob, Pj. Kepala Ohoi Wearlilir.


Langkah perdamaian ini disambut hangat oleh Badan Perwakilan Ohoi, para saniri adat, dan warga lintas marga. Bagi mereka, ini bukan akhir dari perbedaan, melainkan awal dari perjalanan baru untuk membangun Wearlilir dengan semangat ain ni ain, ain ni foit — satu rasa, satu hati.

Posting Komentar

0 Komentar