Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Pantai Ngiar Varat Siap Tampil di Sail to Indonesia dan Festival Pesona Meti Kei 2025

Pantai Ngiar Varat Siap Tampil di Sail to Indonesia dan Festival Pesona Meti Kei 2025


Maluku Tenggara, Liputan 21.com – Pantai Ngiar Varat, yang terletak di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, bersiap menjadi tuan rumah dua event bergengsi tingkat nasional dan internasional: Sail to Indonesia yang akan digelar pada 21–27 Juli 2025 dan Festival Pesona Meti Kei pada 21–27 Oktober 2025.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Maluku Tenggara, Budi Tofi, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai persiapan menyambut event besar tersebut. "Kurang lebih dua minggu kami sudah mulai melakukan penataan lokasi. Kegiatan pembersihan dan penataan terus dilakukan, dibantu oleh teman-teman dari Kwarcab Pramuka Maluku Tenggara," ujarnya.

Menurut Budi, kawasan Pantai Ngiar Varat dipastikan bersih dan nyaman bagi para wisatawan. Pemerintah juga sedang menyiapkan fasilitas pendukung seperti tenda-tenda, toilet, serta sarana untuk atraksi budaya dan penyambutan wisatawan.

Event Kolaboratif dan Strategis

Budi menegaskan, Sail to Indonesia 2025 akan menjadi bentuk kolaborasi lintas sektor, melibatkan komunitas adat Ohoi Ohoidertawun, mahasiswa dari STIS Mutiara, Poltek Biak Antuala, hingga Kwarcab Pramuka Maluku Tenggara. “Ini bukan sekadar event, tapi langkah strategis dalam promosi potensi lokal,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyanggah pandangan bahwa Pantai Ngiar Varat kurang terurus. “Itu persepsi yang keliru. Saat ini sudah ada akses jalan sepanjang 6–7 km, fasilitas toilet yang representatif, serta jaringan listrik yang akan segera masuk. Ini semua bagian dari program besar Pemda Maluku Tenggara untuk mengembangkan pariwisata dan perikanan sebagai sektor unggulan,” paparnya.

Kenapa Ngiar Varat?

Dipilihnya Pantai Ngiar Varat sebagai lokasi event, kata Budi, merupakan strategi untuk pemerataan pembangunan dan promosi destinasi baru. “Pantai-pantai seperti Ngurbloat sudah sangat dikenal. Maka dari itu, kita perlu mengembangkan potensi baru agar tidak terjadi over-density di satu titik,” jelasnya.

Rencananya, Festival Pesona Meti Kei yang juga merupakan pesta budaya masyarakat Kei, akan menempatkan Ngiar Varat sebagai lokasi utama. “Tahun 2024 kita vakum karena momentum politik. Tapi tahun ini akan kembali digelar dengan euforia yang lebih besar,” ujar Budi optimis.

Dukungan Nasional dan Internasional

Dinas Pariwisata telah menjalin komunikasi dengan maskapai penerbangan untuk menyediakan extra flight selama puncak event, serta diskon tiket melalui kerjasama dengan PELNI dan pemangku kepentingan lainnya. Beberapa kepala daerah di Papua juga dikabarkan telah menyatakan minat hadir bersama masyarakat Kei yang tinggal di luar daerah.

UMKM dan Ekonomi Kreatif Disiapkan

Menjawab kritik soal kurangnya oleh-oleh khas Maluku Tenggara, Budi menegaskan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Perindag dan komunitas ekonomi kreatif. “Kami siapkan ruang bagi UMKM, kelompok seni, dan pelaku ekonomi lokal untuk tampil. Ini kesempatan masyarakat untuk menangkap peluang ekonomi dari event ini,” katanya.

Daya Tarik Ngiar Varat

Pantai Ngiar Varat memiliki keunikan luar biasa: gugusan pulau-pulau kecil, aktivitas penangkapan kepiting kenari, spot menyelam hanya 500 meter dari bibir pantai, hingga keberadaan Ensen Clef (goa purba) yang diyakini berusia ribuan tahun.

Budi juga menyebutkan bahwa kawasan ini memiliki potensi dikembangkan seperti kawasan Ora di Seram, dengan ekosistem laut dan hutan yang masih sangat alami. “Ini bukan proyek jangka pendek, tapi program serius yang sudah dikomunikasikan dengan Kementerian Pariwisata, Bappenas, dan organisasi PBB,” pungkasnya.

Menuju Pariwisata Regeneratif

Mengusung tagline “Akselerasi Pemekaran Pariwisata Menuju Pariwisata Regeneratif”, Dinas Pariwisata Maluku Tenggara berharap event ini mampu menjadi tonggak awal perubahan besar. Regeneratif tourism menekankan kelestarian alam (planet), kesejahteraan masyarakat (people), dan kemakmuran berkelanjutan (prosperity). (Kef) 



Posting Komentar

0 Komentar